Senin, 01 Desember 2008

MENJERNIHKAN HATI


Perhatikan air dalam akuarium, kolam atau selokan, begitu kotor, bercampur lumpur yang pekat. Pada dasarnya air itu bisa dijernihkan. Bisa melalui proses fisika, kimia atau biologi. Begitu pula hati yang berlumpur, dapat dijernihkan. Hanya bukan dengan proses fisika, kimia atau biologi. Menjernihjan hati harus dengan 'obat hati'. Obat hati tidak ada di apotik atau toko obat. Obat hati hanya ada di dalam hati itu sendiri. Memang hati yang kotor dapat menjernihkan dirinya sendiri. Hati yang luka dapat mengobati dirinya sendiri. Asalkan ada kemauan hati untuk berubah, menjadi hati yang bersih dan hati yang sehat.


Setiap hari, seperti akuarium atau kolam, hati pun selalu dilumpuri. Kalau dibiarkan, lumpur itupun akan terus mengendap, mengeras bahkan membatu. Hati yang membatu terjadi karena tidak ada upaya penjernihan hati. Dan hati pun bisa berkarat, akhirnya keropos dan musnah. Munculah sebagai manusia 'tidak berhati'. Sulit dibayangkan, dampak dari perbuatan manusia tidak berhati. Di beberapa negara Afrika, Eropa atau Asia misalnya, pernah terjadi genosida. Pembantaian puluhan juta manusia secara membabi-buta. Perempuan, anak-anak, manula, siapapun dari etnis tertentu menjadi target pembantaian. Para pembantai, terutama aktor intelektualnya, jelas merupakan manusia yang tidak berhati.


Komunitas manusia pada dasarnya merupakan komunitas hati. Terjadi interaksi hati dalam populasi manusia. Jika rata-rata hatinya baik, maka komunitas itupun akan menjadi masyarakat adil dan sejahtera, atau masyarakat madani. Sebaliknya, jika komunitas tersebut didominasi oleh hati yang hitam, hati yang buruk atau hati yang busuk, sudah barang tentu akan terbentuk masyarakat yang tidak beradab, saling memangsa dan saling menghancurkan. Dengan demikian, upaya penjernihan hati harus secara kolektif. Dimulai dari sekarang, dari diri sendiri dan dari hal-hal yang kecil. Bangsa Indonesia pun perlu penjernihan hati sacara menyeluruh, supaya negara dan rakyat menjadi kuat menghadapi beragam cobaan.

Tidak ada komentar: