Rabu, 03 Desember 2008

HATI YANG TEDUH



Teduh mencerminkan kondisi yang sejuk, misalnya di bawah pohon. Terkadang disertai angin bertiup sepoi-sepoi. Angin yang lembut, semilir membelai tubuh. Hati yang teduh berati hati yang nyaman (istilah betawi : adem), hampir tidak ada gejolak, kecuali gejolak yang ringan. Hati yang teduh begitu menentramkan, begitu nikmat.

S
upaya kondisi hati dalam keadaan teduh, maka dinamika hati harus dipelihara. Gejolak hati harus diwaspadai. Gejolak hati biasanya dimulai dari masukan-masukan yang dianggap sepele, bahkan nyaris tak terasa. Tiba-tiba mengkristal menjadi semakin nyata. Maka hatipun mulai terpengaruh, merasa tak menentu, resah, gelisah, merana, dan sengsara. Jika tidak segera dibenahi, maka hati akan menjadi "sakit".


H
ati yang teduh memang memerlukan konsentrasi untuk penanganannya. Berbagai antisipasi terhadap faktor eksternal perlu disiapkan. Bagaikan atmosfer bumi yang bersih, hati pun bisa tiba-tiba terkena polusi udara. Bagaikan sungai atau danau yang jernih, hati pun bisa mendadak terkena limbah. Persoalannya, sampai seberapa kuat hati itu diproteksi atau diimunisasi. Proteksi dan imunisasi hati sangat penting, karena hati sangat rawan kontaminasi beragam virus atau kuman hati.

Tidak ada komentar: