Minggu, 18 Januari 2009

PERSEPSI DALAM KEHIDUPAN

Persepsi adalah bagian dari hidup. Persepsi adalah upaya pendekatan dan pemahaman terhadap apa yang akan, sedang dan sudah terjadi dalam kehidupan. Dengan demikian, tidak semua yang terjadi dalam kehidupan bisa dikonversikan ke dalam persepsi. Begitu pula apa yang terjadi dalam kehidupan tidak selalu dipersespsikan secara tepat. Bahkan seringkali orang seringkali salah atau keliru dalam merespons kehidupan, itulah kesalahan persepsi.


Di antara manusia terjadi interaksi dengan kualitas dan frekuensi yang beragam. Setiap orang menetapkan citra atau reputasi orang-orang di sekitarnya. Citra dan reputasi itu terbentuk berdasarkan persepsi terhadap sikap dan omongan orang lain. Orang dengan reputasi jujur terbentuk karena persepsi orang di sekitarnya menilai demikian. Kesalahan persepsi bisa terjadi karena adanya komunikasi yang tidak utuh, tidak saling memahami, atau adanya jarak psikologis yang lebar. Makin intensif interaksi antar orang, maka kesalahan persepsi yang terjadi akan semakin kecil.

Persepsi dipengaruhi oleh pengalaman, pengetahuan atau informasi, dan perasaan. Misalnya jika anda memberikan persepsi menyenangkan terhadap seseorang, maka hal tersebut bisa bersumber dari pengalaman bergaul, informasi dari mulut ke mulut mengenai orang itu, serta perasaan yang muncul seketika. Begitu pula persepsi anda terhadap suatu kejadian yang menimpa, baik menyenangkan atau menyedihkan, tentu sangat tergantung pada pengalaman selama ini, apakah sebelumnya pernah mengalami kejadian serupa atau baru pertama kali. Kemudian faktor pengetahuan yang anda kuasai, misalnya pemahaman anda tentang Tuhan dan kehendakNya. Selain itu, faktor perasaan pada saat itu, apakah ‘rasa’ ber-Tuhan cukup dominan atau begitu tipis. Bagaimanapun ber-Tuhan itu harus melalui pikiran, perasaan, ucapan dan tindakan. Dengan kata lain, persepsi sangat dipengaruhi oleh tingkap keimanan seseorang kepada Tuhan, selaku Sang Pencipta dirinya dan seluruh alam semesta.

Menurut Dr Ibrahim Elfiky (2007), setiap manusia selalu menghadapi tantangan sulit dalam hidup. Reaksi yang timbul kadang frustrasi, penyesalan dan mengasihani diri sendiri. Pada masa-masa itu kita menganggap langit runtuh dan hidup pun berakhir. Lalu kita akhirnya memahami bahwa cobaan akan dapat menjadi berkah nantinya. Itulah perubahan persepsi kea rah yang lebih baik.

Persepsi itu muncul setiap saat, apapun yang terdeteksi oleh
Panca indra selalu dipersepsikan. Untuk memperoleh akurasi persepsi maka langkah yang terbaik ialah melihat dunia dan kehidupan melalui ‘kaca mata Sang Pencipta’. Allah SWT, Tuhan pencipta alam semesta sudah memberikan ‘panduan berpersepsi’ bagi manusia, yaitu berupa kumpulan ayat-ayat dalam kitab suci Al Quran. Coba melakukan persepsi dengan referensi software yang diterbitkan Allah SWT tersebut, niscaya kehidupan akan dijalani dengan tingkat akurasi dan prestasi yang tinggi. Selain Al Quran, ada juga As sunah atau Hadits Nabi berupa panduan pelengkap dari Al Quran.

Sulit dibayangkan jika hidup dijalani dengan akurasi persepsi yang rendah, maka penderitaan demi penderitaan akan selalu terjadi, baik di dunia ini apalagi di alam akherat. Dengan demikian, tidak ada pilihan lain, maknai kehidupan dan dunia ini dengan persepsi yang akurat, kalau mampu bisa mendekati seratus persen. Itulah kehidupan yang sesungguhnya, yang sesuai dengan panduan Sang Pencipta dan Pemberi Hidup. (Atep Afia)

Tidak ada komentar: