Senin, 08 Desember 2008

HATI YANG IKHLAS


Kata ikhlas begitu mudah diucapkan, tetapi cukup sulit untuk diaplikasikan. Ikhlas itu bukan tanpa pamrih atau tidak ada motivasi. Di dalam ikhlas tetap ada pamrih dan motivasi, yaitu hanya untuk Allah SWT, Tuhan Pencipta Alam Semesta. Perbuatan atau sikap, ibadah, sedekah, ucapan, perasaan dan pikiran, hanya berfokus pada Allah SWT. Kita memberikan senyuman manis pada seseorang, tujuannya bukan demi orang itu, tetapi hanya untuk Allah SWT.
Begitu pula seharusnya, ketika kita memotong hewan kurban, baik sapi, domba atau kambing. Hanyalah ikhlas karena Allah SWT. Sebagaimana Nabi Ibrahim AS mengikhlaskan anaknya Ismail (kelak Nabi Ismail AS) untuk disembelih, karena perintah Allah SWT. Nabi Ibrahmi AS lebih mencintai Allah SWT dibanding apapun, termasuk anak tersayangnya, Ismail. Itulah hakikat ritual kurban yang dilaksanakan setelah Shalat Idul Adha.


Berkurban harus dilakukan setiap saat. Prinsipnya ialah kita mengurbankan beragam ego dan kepentingan pribadi, hanya untuk mendapat ridho Allah SWT semata. Segala sesuatu dengan ikhlas mengacu pada ketentuan Allah SWT yang disampaikan Rasulullah SAW. Setiap perasaan, pikiran, perkataan dan tindakan hanya mengacu pada sunatullah. Hati dipenuhi ke-ikhlas-an. Hati dipenuhi ridho Allah SWT.
Keterangan Gambar :

Tidak ada komentar: