Kamis, 05 Februari 2009

PROAKTIF DENGAN HATI


Seandainya
Pak Kipli, seorang pasien di RS Jantung Harapan Kota, mengeluh karena akibat dari kinerja jantungnya yang makin melemah, terasa menyiksa seluruh tubuhnya, “Ya, seandainya saya rajin berolahraga, seandainya saya tidak merokok, seandainya saya mengurangi makanan berlemak, mungkin sore hari begini sedang bercengkrama beserta anak dan istri, atau sedang menikmati secangkir teh panas diteras rumah sambil membaca koran sore”.

HATI-HATI DENGAN HATI


Sebenarnya inti kehidupan manusia ada pada hati, yang aktivitasnya dinamakan perasaan. Hati itu sangat sensitif sehingga perasaan selalu berfluktuasi, kadang-kadang bergejolak. Misalnya dalam interaksi sepasang manusia, pada suatu saat diwarnai perasaan positif, saling menghargai dan saling menyayangi.

MENJAGA PERASAAN

Perasaan itu produk atau aktivitas hati, ada juga yang menyebutnya sebagai qolbu. Perasaan itu begitu peka, teramat sensitif, apa saja yang terlintas dan direspons panca indra maka dengan sendirinya akan terkoneksi dengan perasaan. Begitu pentingnya perasaan, maka ada orang yang menyatakan bahwa berperasaan positif jauh lebih penting dari berpikir positif. Bagaimana supaya perasaan selalu nyaman, maka harus selalu dijaga, jangan dibiarkan “bergentayangan”, menerima pengaruh apapun dan dari siapapun. Menjaga perasaan ialah bagaimana memfokuskan perasaan kepada satu titik, satu tujuan. Dan yang menjadi tujuan atau fokus itu hanyalah Allah SWT, Tuhan Semesta Alam. (Atep Afia)

HARI-HARI YANG HEBAT

Bersyukur kepada Allah, itulah yang harus kita lakukan setiap detik, setiap saat, karena berkah dan anugerahnya dalam hari-hari kehidupan kita luar biasa, begitu hebat. Tarikan nafas kita yang menarik oksigen melalui paru-paru dan disalurkan ke seluruh sel tubuh, begitu dahsyat, sehingga segenap organ bisa berfungsi dengan baik. Makanan yang tersaji setiap saat, tinggal kita makan, prosesnya sederhana tinggal ambil dengan tangan masukan ke mulut, setelah itu berbagai proses yang rumit akan berjalan, metabolisme atau biokimia akan berlangsung memecah dan menyusun zat yang dibutuhkan setiap sel. Begitu hebat, kekuasaan Allah meliputi semuanya, baik yang makrokosmos atau yang mikrokosmos. Dan kita harus bersyukur, masih diberi kepercayaan mengelola salah satu planet di alam semesta ini, Planet Bumi.(Atep Afia)